Akankah Manusia Tergantikan Oleh Kecerdasan Buatan ?



Akankah manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan ataulebih dikenal dengan istilah AI(artificial intelligence) atau mesin?. Pertanyaan yang terasa tidak mungkin pada masa lalu. Tetapi jika diajukan pada saat ini terasa sudah terjadi. Hal ini menjadi mungkin melihat perkembangan dunia industri, robotika, mesin, software saat ini.

Melihat kenyataan terbaru bahwa televisipun memiliki intuisi untuk mengenali keinginan manusia. Ketika manusia menginginkan melihat suatu program televisi tertentu, maka tinggal mengatakannya dan televisipun memproses suara untuk mengaktifkan program yang diinginkan. Ketika mesin pendingin dilengkapi dengan sensor suhu, membuat mesin itu mengerti lingkungan dan mengkondisikan suhu sesuai dengan jumlah orang atau suhu pada ruangan tersebut secara otomatis tanpa diperintah atau dikontrol melalui remote.

Bahkan mesin pencari pun menggunakan kecerdasan buatan mirip manusia. Ketika manusia mencari sesuatu, maka dia akan mengingat dimana letak benda yang paling memungkinkan. Dengan mempelajari algoritma pencarian, maka mesin pencari mengadopsi suatu pola pencarian dan saran pencarian. Sehingga, ketika manusia menghendaki mencari suatu kata tertentu dan manusia salah mengetikannya maka mesin pencari itu pun membenarkan kata tersebut. Sungguh mirip cara kinerja manusia bukan?.

Tetapi kita patut bangga pada warga Jerman yang beberapa waktu lalu, dalam berita menceritakan bahwa industri mobil di berusaha ‘memecat’ mesin atau robot. Untuk memaksimalkan tenaga manusia dan menjaga agar manusia tetap terampil dalam mengolah otak dan indranya. Sehingga, mesin pun perlu dikurangi agar peran manusia tetap terjaga.

Kenyataan bahwa dunia industri masih membutuhkan manusia dalam produksinya memang tidak dipungkiri. Misalnya saja, mesin tidak akan dapat aktif ketika manusia tidak menyalakannya. Manusia membuat kain dengan detail dan kesabaran menyesuaikan unsur seni yang tercipta. Sedangkan robot atau mesin masih membutuhkan desain dari manusia. Dan masih banyak lagi yang membuktikan peranan manusia masih vital bagi dunia industri.

Namun melihat tingkat masalah yang dialami manusia semakin kompleks, maka membutuhkan bantuan mesin. Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin bertambah kompleks, seperti industri mobil yang membutuhkan tingkat presisi yang tinggi ketika memasang baut. Mesin pencari membutuhkan algoritma kecerdasan manusia untuk mempercepat pencarian, manusia dituntut serba cepat untuk memenuhi segala kebutuhannya. Maka kehadian mesin untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia secara cepat dan tepat menjadi suatu kelayakan.

Maka para pemikir, matematikawan, fisikawan, ilmuwan bergabung ingin menciptakan suatu mesin yang dapat dengan mudah mengerti dan membantu manusia. Muncullah ilmu kecerdasan buatan pada masa tahuan 90an. Manusia dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya berusaha menemukan suatu metode, mesin atau alat yang dapat bekerja layaknya manusia. Hitung saja, penemuan yang telah ada mulai dari awal abad sampai saat ini. Mulai dari hukum gravitasi, api, roda, lampu, dan lain sebagainya. Hal itu muncul karena menirukan cara kerja alam, dan manusia.

Maka memunculkan berbagai disiplin ilmu sistem cerdas. Salah satu cabang kecerdasan buatan atau AI(artificial intelligence) mesin pembelajar adalah suatu cabang ilmu yang menirukan cara manusia berpikir dan belajar. Sehingga harapannya manusia menciptakan mesin yang dapat belajar dan berpikir sendiri untuk mendapatkan solusi. Kemudian pada perbankan, data, data massive memunculkan ilmu datawarehouse, data mining, sistem pendukung keputusan dan lain sebagainya. Misalnya ilmu data mining berusaha menciptakan suatu aplikasi untuk mengolah data mendukung dan menentukan keputusan manusia. Datawarehouse pun sama digunakan dalam sistem pendukung keputusan.

Salah satu informasi terbaru adalah mesin google mengalahkan manusia. Dalam suatu pertarungan catur China, dengan berjuta kemungkinan langkah mesin mengalahkan langkah manusia. Manusia yang ahli dan juara dibidang ini dikalahkan oleh sebuah mesin cerdas, yang mampu belajar dari langkahnya.

Salah satu berita datang dari universitas Imperial College di London yang menciptakan mesin untuk belajar. Mereka berusaha menciptakan mesin yang digunakan untuk memelajari permainan atau game ‘pac man’. Dengan maksud membuat mesin yang dapat berpikir. Berangkat dari situ, salah satu mesin pencari seperti Google menciptakan sistem Deep Mind. Salah satu manfaat deep mind adalah berusaha menciptakan mesin yang dapa belajar dari kesalahan, atau belajar dari langkah manusia, seperti mesin yang mengalahkan manusia dalam catur China adalah salah satu produk Deep Mind. 

Dilain sisi sebuah film menggambarkan kenyataan yang diinginkan oleh ilmuwan pada file ‘exmachina’. Dalam film tersebut mengisahkan bahwa mesin atau robot wanita didesain untuk menemani seorang pria. Seiring dengan waktu, akhirnya mesin berpikir bahwa dirinya robot dan menjelma dan berpikir dirinya manusia yang memiliki perasaan. Ini adalah salah satu dari sekian banyak film menceritakan kisah bahaya dan manfaat kecerdasan buatan. Pada awalnya manfaatnya cukup besar, tetapi berlalunya waktu akan membahayakan manusia sendiri. Misalnya saja film ‘smart house’ pada tahun 90an yang mengisahkan rumah dibantu oleh mesin cerdas untuk menyelesaikan masalah kebutuhan rumah tangganya. Berlanjutnya waktu justru mesin itulah yang mengatur mereka(keluarga). Sehingga menyebabkan berbagai masalah yang tidak cocok dengan kebutuhan dan harapan mereka.

Sumber : Deep Mind 

Komentar